Perpustakaan memiliki fungsi edukatif, informatif, rekreatif, riset dan penelitian.

Post in berita bunda literasi

Atalia Praratya Kamil dikukuhkan sebagai Bunda Literasi Jawa Barat periode 2018-2023 di Graha Pustaloka Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Provinsi Jawa Barat, Bandung, Kamis (15/11). Pengukuhan ini merupakan rangkaian dari Hari Kunjung Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca Nasional.

Ia dikukuhkan langsung oleh Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI Widiyanto. Dilanjutkan, Atalia juga mengukuhkan 24 Bunda Literasi kabupaten/kota se-Jawa Barat.

Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Perpurnas RI Widiyanto mengatakan, mereka yang dikukuhkan ini akan menjadi pembela dan pejuang membaca di daerahnya masing-masing. Menurut dia, gerakan budaya membaca bukan hanya tugas pemerintah. Ini tugas semua komponan masyarakat. “Tugas mulia yang harus digelorakan. Masyarakat harus terlibat untuk membudayakan membaca hingga ke desa-desa,” kata Widi.

Ia mengungkapkan, bukan hal mudah menggelorakan meningkatkan budaya baca. Banyak tantangannya. Generasi saat ini akrab dengan gadget dan teknologi. “Ini tantangan terbesar penggerak budaya membaca agar bisa terus membudayakan membaca sampai kapan pun,” ungkap dia.

Menurutnya, gerakan literasi secara esensinya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Literasi memberikan pilihan informasi dibutuhkan masyarakat. Dengan membaca, akan memahami dan mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari.

“Jika sudah menjadi kebutuhan, perpustakaan harus hadir sebagai penyedia kebutuhan tersebut. Harus disediakan sarana dan prasarananya. Lalu, menggerakan masyarakat agar mau memanfaatkan sumber informasi yang ada di perpustakaan,” jelas dia.

Ia menegaskan, perpustakaan bukan merupakan tumpukan buku. Tapi dengan buku, tersedia buju jutaan informasi untuk memperluas wawasan masyarakat. Tugas pengelola perpustakaan mengeluarkan jutaan informasi itu kepada masyarakat.

“Saya yakin dengan dikukuhkannya bunda literasi peningkatan budaya baca di seluruh lapisan masyarakat akan lebih cepat. Ibu-ibu lebih dekat dengan masyarakat. Dan tahu kebutuhan masyarakat itu sendiri. Ibu-ibu juga punya banyak inovasi. Kita berharap inovasi tersebut dapat memberikan informasi tambahan pelengkap,” pungkasnya.

Sementara itu, Bunda Literasi Jawa Barat Atalia Praratya Kamil menjelaskan, berdasarkan studi Most Littered Nation In the World 2016 minat baca di Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara.

Atalia menegaskan, pihaknya akan konsentrasi pada program pengembangan budaya baca dan pembudayaan perpustakaan. Salah satunya melalui pengembangan perpustakaan sebagai sarana belajar yang memiliki fungsi edukatif, informatif, rekreatif, riset dan penelitian.

Ia mengungkapkan, saat ini program yang sudah berjalan adalah pojok baca yang sudah diterapkan di masyarakat, baik itu yang ditempatkan di rumah maupun posyandu.

“Pada dasarnya kita ingin mendorong minat baca. Kita akan menyusun program-program baru. Saat ini program yg sudah berjalan adalah pojok baca, yang sudah diterapkan di masyarakat, baik itu yang ditempatkan di rumah maupun posyandu, papar Atalia.